Diberi Hutang oleh China, Bekas Relawan Jokowi: "China Berikan Hutang Berkedok Investasi, Pemerintahan Jokowi Jauh Semakin Jauh dari Sikap Nasionalisme dan Patriotisme"
Headlineislam.com – Bekas relawan Jokowi Ferdinand Hutahaean mewaspadai, bahwa tenaga kerja Cina yang membanjiri Indonesia belakangan ini, bukan buruh tapi tentara dan intelijen yang disusupkan. selain itu dia juga menyesalkan membanjirnya tenaga kerja asing asal Cina ke Indonesia tersebut.
“Belakangan ini sangat marak kita
mendengar hampir diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia akan
adanya serbuan tenaga kerja atau buruh asing dari Cina yang bekerja pada
proyek-proyek pembangunan pembangkit, smelter dan tambang,” ungkapnya di
Jakarta, Sabtu (16/7/2016), dikutip dari Teropongsenayan.
“Memang jadi aneh ketika tingkat
pengangguran di negara ini tumbuh meningkat, pemerintah bukannya menyediakan
lapangan kerja bagi penduduk lokal malah memberikan kesempatan lapangan
pekerjaan kepada asing khususnya Cina,” sambungnya.
Hal tersebut terjadi, kata dia,
karena pemerintah Cina memberikan hutang berkedok investasi.
“Hutang yang tercatat sebagai
hutang bangsa dan akan dibayar melalui pajak yang dibayar oleh penduduk lokal
(rakyat) ternyata tidak dinikmati oleh rakyat. Hutang itu dinikmati pertumbuhan
ekonominya oleh pemberi hutang (Cina) karena semua teknologi, material,
peralatan dan bahkan buruhnya dibawa dari Cina. Kita sebagai yang akan
bertanggung jawab akan hutang itu hanya disuguhi tontonan kesibukan semata,”
tandasnya.
Tontonan kesibukan para buruh yang
tidak beradab, tidak punya etika, tidak mengerti bahasa Indonesia, jorok dan
sedikit terhibur dengan suguhan tontonan sidak Menteri Tenaga Kerja kesebuah
proyek di Kalimantan yang terbukti menjaring pekerja Cina tanpa dokumen resmi,
ungkap dia.
Yang menjadi pertanyaan, kata dia,
Mengapa mereka bisa masuk tanpa dokumen? Mengapa mereka bisa bekerja tanpa
ijin?.
Padahal, lanjut dia, Setiap hari
media sosial menyuguhkan foto-foto imigran tenaga kerja Cina di bandara atau
bahkan satu pesawat dengan Wakil Presiden menuju Sulawesi sebagaimana tulisan
yang beredar di group diskusi WA.
“Ada apa dengan bangsa ini? Apakah
para pemimpin bangsa ini sudah kehilangan jiwa nasionalismenya?,” tanya dia.
Apalagi ditambah dengan kenyataan
ini semakin membuat gelisah ketika beredar berita bahwa pemerintah akan menanda
tangani persetujuan migrasi orang Cina sebanyak 10 Juta orang ke Indonesia,
ujarnya.
“Bangsa yang sesak dengan
pengangguran ini akan diserahkan lapangan kerjanya kepada tenaga kerja dari
Cina?,” ketus dia.
Ironi besar semakin membesar
ketika dalam satu pertemuan, kata dia, Menkopolhukam malah menganggap biasa
serbuan tenaga kerja tersebut.
“Parahnya malah membandingkan
tenaga kerja kita diluar negeri yang jutaan orang. Logika berpikir yang tidak
sehat dan tidak normal, karena tenaga kerja kita diluar negeri adalah sangat
berbeda dengan tenaga kerja Cina yang menyerbu bangsa ini.
TKW/TKI kita menjadi tenaga kerja
di negara lain karena dinegara tersebut hampir tidak bisa menemukan orang yang
mau melakukan pekerjaan seperti profesi yang dilakoni TKI/TKW kita. Beda dengan
disini karena buruh kita mau bekerja dan mampu bekerja seperti pekerjaan yang
dilakukan buruh Cina tersebut. Apa tidak bisa dipahami oleh rejim ini? Lantas
kenapa bangsa ini membiarkan rakyatnya cuma jadi penonton ditengah pesta meriah
rejim ini?,” tegasnya.
Hari demi hari, kata Ferdinand,
pemerintahan Jokowi ini semakin jauh dari cita rasa Indonesia asli, semakin
jauh dari sikap nasionaliame dan semakin jauh dari jiwa patriotisme.
“Kepentingan pengusaha telah
mengalahkan kepentingan negara, dominasi kapitalisme dan jiwa neolib menaungi
rejim ini, maka tidak heran dibawah rejim Jokowi bangsa ini semakin kehilangan
keIndonesiaannya, kehilangan jati dirinya,” tandasnya.
“Terakhir, jangan-jangan mereka
tenaga kerja Cina itu bukan buruh tapi tentara dan intelijen yang disusupkan
dalam rangka invasi dan imperialisme Cina kepada Indonesia. Jangan-jangan!,”
tutup dia. [azm/arrahmah.com]